0 3 min 4 yrs

Demi meningkatkan daya juang dan daya saing alumni di kancah dunia kerja sekaligus memenuhi permintaan users terkait tenaga trampil, tangkas, percaya diri, dan tidak canggung berhadapan dengan siapapun, segala upaya dilakukan oleh Universitas untuk mengembangkan  hardskills dan softskills mahasiswa di kala kuliah sehari-hari. Dan percaya atau tidak, proses perkuliahan di WIMA sudah memenuhi semua yang diinginkan oleh kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang direncanakan oleh Mendikbud Nadiem pada tahun 2020.

Mengutip artikel “Ini Rangkuman 4 Kebijakan Kampus Merdeka Mendikbud Nadiem” yang dimuat di Kompas.com – 25/01/2020, 11:35 WIB yang mengatakan bahwa  kegiatan merdeka berarti belajar di kelas, magang atau praktik kerja di industri atau organisasi, pertukaran pelajar, pengabdian masyarakat, wirausaha, riset, studi independen, maupun kegiatan mengajar di daerah terpencil dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa secara garis besar ada 3 indikator dari Kampus Merdeka, yaitu ada mata kuliah antar prodi, ada mata kuliah lintas universitas, dan pengabdian pada komunitas sosial/masyarakat.  Indikator-indikator ini terintegrasi dalam kurikulum dan berlangsung minimal 6 bulan terus menerus, dan berbobot minimal 20 SKS dari total SKS yang harus ditempuh oleh mahasiswa.

Sementara di WIMA, mata kuliah antar prodi sudah mulai ditawarkan pada tahun ajaran 2019/2020, sedangkan sekarang menjadi lebih bervariasi  lagi karena ada 37 program studi yang ada di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, termasuk yang ada di Kampus Madiun. Belum lagi kerja sama dengan universitas-universitas dalam dan luar negeri.

Semisal di dalam Fakultas Bisnis, mahasiswa prodi Akuntansi dapat mengambil mata kuliah di prodi Manajemen atau prodi Psikologi. Artinya indikator 1 dan 2 sudah dan sedang dilaksanakan hingga saat ini. Dalam bidang kerja sama luar negeri, beberapa mahasiswa WIMA lolos seleksi untuk program pertukaran belajar ke luar negeri meskipun belum terealisasi karena pandemi Covid-19 ini. Apalagi indikator ke-3 yang sudah tidak diragukan lagi. Program KKN yang tetap dipertahankan masuk dalam kurikulum, magang menjadi guru, keterlibatan mahasiswa WIMA dalam Relawan TIK di bawah payung Dinas Komunikasi dan Informatika Kota dan Kabupaten Madiun, magang Pembuatan APD, Pelatihan Eco Print, menjadi pengasuh di Panti Asuhan atau SBK, dan masih banyak lagi.