0 5 min 1 yr

Sesuai dengan visi UKWMS, dimana menjadi komunitas yang membawa dampak positif bagi sesama, maka segenap sivitas akademika berkomitmen untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat secara luas sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Termasuk kali ini Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Kampus Kota Madiun (UKWMS Kampus Kota Madiun) melalui Program Studi Psikologi memberi pendampingan motivasi belajar kepada siswa SMA Negeri 2 Madiun yang beragama Katolik.

Dosen yang ditunjuk untuk mendampingi kegiatan ini adalah Andi Cahyadi, M.Psi., Psikolog. Selain dosen beliau juga praktisi dan penanggung jawab Biro Psikologi. Seperti diketahui bahwa Biro Psikologi UKWMS Kampus Kota Madiun memang terbiasa melayani tes psikologi dan pelatihan psikologi bagi karyawan perusahaan maupun siswa-siswa sekolah mulai dari tingkat SMP sampai SMA.

Pembinaan ini merupakan rangkaian kegiatan dari sekolah dalam rangka memperingati Isra Mi`raj. Di saat siswa beragama Islam berkegiatan di sekolah, kemudian siswa yang beragama Kristen berkegiatan di gereja GBT, sedangkan yang beragama Katolik bekerja sama dengan UKWMS Kampus Kota Madiun menyelenggarakan kegiatan pembinaan motivasi belajar. Kegiatan ini bertempat di kampus.

Acara dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Februari, dimulai pukul 8.00 WIB dan berakhir pukul 11.00 WIB. Dari 35 siswa Katolik di SMA N 2 Madiun (kelas X, XI, XII) yang hadir dalam kegiatan ini ada 33 siswa, sedangkan 2 siswa yang lain ijin karena sakit. Dalam pembukaan kegiatan ini, Bu Endang selaku guru Agama Katolik di sekolah tersebut berpesan bahwa para siswa di setiap tingkat harus memiliki semangat belajar lebih giat lagi, agar dapat mencapai masa depan yang lebih baik. Sesuai dengan latar belakang yang disampaikan dalam pembukaan kegiatan tersebut, maka rumusan tema yang diambil dalam kegiatan ini adalah SEMANGAT BELAJAR UNTUK MENCAPAI MASA DEPAN.

Acara dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Februari, dimulai pukul 8.00 WIB dan berakhir pukul 11.00 WIB. Dari 35 siswa Katolik di SMA N 2 Madiun (kelas X, XI, XII) yang hadir dalam kegiatan ini ada 33 siswa, sedangkan 2 siswa yang lain ijin karena sakit. Dalam pembukaan kegiatan ini, Bu Endang selaku guru Agama Katolik di sekolah tersebut berpesan bahwa para siswa di setiap tingkat harus memiliki semangat belajar lebih giat lagi, agar dapat mencapai masa depan yang lebih baik. Sesuai dengan latar belakang yang disampaikan dalam pembukaan kegiatan tersebut, maka rumusan tema yang diambil dalam kegiatan ini adalah SEMANGAT BELAJAR UNTUK MENCAPAI MASA DEPAN.

Kegiatan tersebut dimulai dengan ice breaking bertujuan mencairkan suasana. Terbukti setelah permainan dalam ice breaking, para peserta sudah tidak menunjukkan ketegangan, dan siap menerima materi yang dibawakan oleh fasilitator. Mengacu pada tema yang diberikan oleh pihak sekolah, maka fasilitator membuat judul dan materi menjadi lebih spesifik, yaitu WINNING THE GAME OF LIFE.

Secara garis besar, kegiatan yang dilaksanakan selama 2,5 jam ini meliputi dua hal, yaitu

  1. Sesi pemaparan materi. Materi yang disampaikan mengacu pada bahwa setiap orang memiliki hak untuk sukses, sehingga mereka harus memanfaatkan hak tersebut. Dalam materi tersebut mereka juga dihimbau untuk menggali sumber daya yang dimiliki dan mengasahnya, sehingga mereka dapat memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimal. Disela-sela pemaparan materi, narasumber menyisipkan cuplikan film motivasi, terkait potensi yang terpendam dalam diri seseorang akan keluar jika memang kita dipaksa melakukannya.
  2. Sesi sharing peserta baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Disini siswa-siswa membentuk kelompok-kelompok kecil untuk diskusi dan sharing di dalam kelompok. bahan sharing tersebut adalah (1) apa cita-cita yang HARUS mereka raih dalam 10 tahun ke depan? (2) apa alasan mengapa cita-cita tersebut harus tercapai? (3) upaya apa yang sudah dilakukan hingga saat ini? (4) hambatan apa saja yang mungkin akan dihadapi? (5) strategi apa yang sudah disiapkan untuk mengatasi hambatan tersebut? Dalam sesi diskusi dan sharing tersebut para siswa cukup aktif dan melakukannya dengan sungguh-sungguh. Sehingga proses diskusi dan sharing berjalan dengan baik.

Diakhir kegiatan, fasilitator lebih serius mengajak para peserta untuk jangan takut bermimpi dan bekerja keras untuk menggapai impian tersebut.