Era revolusi industri disebut sebagai era milenial. Sebuah peradaban yang menjadikan manusia sangat dekat dengan kecanggihan teknologi. Dalam menghadapi era ini, seluruh civitas akademika harus mempersiapkan mahasiswa untuk siap menyongsong masa depan dengan hard skill dan soft skill yang mumpuni. Seperti yang disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 perguruan tinggi dituntut harus sanggup dalam memproduksi generasi berkualitas dan inovatif, serta selalu berusaha belajar untuk menguasai kompetensi terbaru. Tak hanya itu, perguruan tinggi semakin dituntut untuk mempersiapkan para mahasiswa akan pekerjaan untuk masa depan (future jobs). Hal ini dikarenakan dengan keberadaan revolusi industri 4.0 akan bermunculan pekerjaan-pekerjaan/profesi baru dan menghapus beberapa pekerjaan/profesi lainnya. Semisal adalah munculnya profesi konselor vokasi yang mana para lulusan Program Studi Bimbingan dan Konseling memiliki peluang yang besar untuk mengisi ketersediaan profesi ini. Mahasiswa harus menjadi longlife learner, tidak sekedar menjadi pembelajar akademik tetapi juga menjadi manusia yang baik dengan menyeimbangkan antara hard skill dan soft skill.
Topik ini disampaikan dalam siaran di Radio Suara Madiun pada acara Civitas Akademika hari Sabtu, 8 September 2018 pukul 10.00 – 11.00 WIB. Dwi Sri Rahayu, M.Pd., dan Chaterina Yeni Susilaningsih, M.Pd., merupakan narasumber yang membawakan topik “wajah mahasiswa di era revolusi industri 4.0”. Dalam siaran ini hadir juga mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Unika Widya Mandala Madiun dari semester V (lima), yakni Cyrillus Rizky Beni K. dan Derva Olvan Natanael Putra. Topik yang menarik ini disampaikan dengan dialog interaktif yang kondusif.
Source: Bimbingan dan Konseling