0 3 min 5 yrs

Senin, 9 April 2019 merupakan pengalaman pertama saya mengikuti ajang yang menurut saya cukup bergengsi. Pengalaman tersebut yaitu terpilihnya saya dan kedua teman saya untuk mengikuti Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia yang mewakili lembaga.
Jujur, saya, Fransiska Ericha, dan Sandra Agustina sama-sama belum memiliki pengalaman di dalam debat, apalagi dalam bentuk kompetisi. Kompetisi ini juga merupakan pengalaman baru yang saya ikuti di semester akhir. Tidak banyak yang kami persiapkan karena tema debat baru diberikan pada saat lomba akan dimulai sehingga kami hanya bisa berdoa dan belajar teknik dalam debat saja.

Kompetisi debat ini diikuti oleh 17 perguruan tinggi swasta, yakni Universitas Katolik Widya Mandala Madiun, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya, Ottimmo Internasional Surabaya, Universitas Wiraraja, Unipma, STIE Malangkucecwara, STIE Perbanas Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Wisnu Wardhana Malang, STIKES Karya Husada Kediri, STKIP PGRI Tulungagung, STKIP PGRI Jombang, Unmer Madiun, STKIP PGRI Pacitan, dan STIE Koperasi Malang. Acara ini dibuka dengan sambutan ketua panitia, Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo, dan pihak LLDIKTI. Seperti yang disampaikan
ketua panitia dalam sambutannya, acara ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menyampaikan pendapat secara logis, kritis, dan sistematis sehingga mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.

Kompetisi dibagi menjadi tiga babak, yakni babak penyisihan 1, 2, dan 3. Di setiap babak, tim kami ditandingkan dengan tim yang berbeda. Di antaranya tim dari STIKES Karya Husada Kediri, STIE Malangkucecwara,
dan Universitas Wisnu Wardhana Malang. Pada babak pertama dan ketiga tim kami berhasil unggul. Sayangnya, di babak kedua tim kami harus merelakan kemenangan pada tim dari STIE Malangkucecwara.

Berdasarkan hasil tabulasi nilai, tim kami menduduki peringkat 9 dari 18 tim yang satu diantaranya sebagai swing tim. Walaupun tim kami tidak lolos ke babak selanjutnya,
kompetisi debat ini sungguh memberikan banyak pengalaman dan pengetahuan bagi saya. Melalui kompetisi inilah, saya semakin terpacu untuk lebih serius lagi dalam mempersiapkan diri. Setidaknya, kekalahan di kompetisi ini dapat menjadi pembelajaran untuk kompetisi-kompetisi serupa lainnya. Saya berharap ke depannya teman-teman mahasiswa lain dapat mengikuti ajang kompetisi semacam ini dan mengharumkan almamater. Selain itu, saya juga berharap agar kampus dapat mewadahi bakat mahasiswa melalui fasilitas-fasilitas pengembangan yang lebih baik lagi. (Sisilia Nunggal Sihesti/PBSI)

Source: PBSI