0 3 min 5 yrs

Universitas Universitas Widya Mandala Madiun tidak hanya mempersiapkan generasi muda yang pandai dan cerdas tetapi juga generasi yang peduli pada bangsanya. Universitas juga harus bisa membuat generasi muda yang tidak bersikap apatis tetapi generasi yang penuh kepedulian terhadap orang lain dan kelangsungan hidup Negara ini. Dengan dasar pemikiran itulah Campus Ministry Unika Widya Mandala Madiun  (Wima) menyelenggarakan Talk Show  seputar Pemilu 2019 yang akan di gelar di Republik ini pada 17 April 2019, dengan mengangkat tema “Orang Muda & Politik di era digital” bertempat di  Auditorium mulai pukul 10.00-12.30. Talk Show ini dihadiri oleh mahasiswa dan beberapa dosen Wima dengan menghadirkan Pastor RD. Scolasticus Agus Wibowo (Romo Bowo), moderator Kerawam Kevikepan Madiun sekaligus Anggota Yayasan  Widya Mandala Madiun, serta Yakobus Wasit Supodo (Wasit) komisioner Bawaslu Kota Madiun.

Sebagai pemateri 1, Wasit panggilan akrab anggota Bawaslu Kota Madiun, menyampaikan pentingnya peran orang muda dalam memberi insipirasi bagi sesamanya. Dia mengharapkan orang muda aktif dalam organisasi baik di kampus maupun luar kampus.

Tradisi berorganisasi, berserikat maupun berkumpul akan menciptakan dinamika tersendiri, memberikan pelatihan, serta interaksi antar pribadi. 
Kaderisasi sebagai bagian terpenting sedangkan kelanjutan sebagai faktor kedua, serta aksi/keterlibatan ditengah masyarakat.

Wasit menegaskan bahwa peran aktif mahasiswa dalam pemilu sangat menentukan nasib bangsa dan Negara ini lima tahun ke depan. Diminta pula agar para mahasiswa waspada terhadap berita bohong (hoax) dan jangan menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya yang berpotensi mengganggu keamanan dan persatuan bangsa. Satu suara adalah sangat berarti dan sangat menentukan.

Romo Bowo menyampaikan pentingnya kepekaan orang muda, baik saat masih dibangku kuliah maupun ditengah masyarakat nantinya. Sebagai agen perubahan, mahasiswa pun patut ditempa dengan berbagai cara. Situasi pembelajaran, relasi antar teman dan lingkungan yang mendukung pembelajaran, merupakan prasyarat terwujudnya dinamisasi orang muda untuk mewujudkan mimpinya dalam meraih cita.

Romo juga berharap sekali, agar orang muda tidak apatis terhadap politik. Politik bukan barang aneh atau menakutkan sehingga pantas dijauhi. Mahasiswa diminta “keluar” dari zona nyaman yang berkutat dengan dunia akademik. Mahasiswa diminta ambil bagian dalam menentukan nasibnya dan nasib bangsa serta negara ini. Akhirnya, golput bukan pilihan yang bijak bagi orang muda dalam kontek pemilu sebentar lagi, karena pemilu adalah proses memilih pemimpin yang menentukan kebijakan di segala sektor layanan publik. (Yakobus)