0 4 min 6 yrs

KEGIATAN HIBAH PENELITIAN DAN PENGABDIAN kepada MASYARAKAT

#1 Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) Universitas Katolik Widya Mandala Madiun

Pada hari Rabu, 21 Maret 2018 bertempat di i-club jalan Bali, tim pelaksana PPK Unika Widya Mandala Madiun (Wima) mengadakan kegiatan DIKLAT KEWIRAUSAHAAN BRAINSTORMING DAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) dengan tema “Analisis Peluang Usaha dan Kelayakan Usaha”. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian program pengembangan kewirausahaan bagi mahasiswa dan alumni Wima yang memiliki usaha maupun yang sedang merintis usaha. Kegiatan hari ini dipandu oleh Pengusaha, Mentor, Coach, Bapak Soni Hendarto yang sekaligus sebagai pemilik tempat yang digunakan saat ini. Beliau berperan sebagai mitra dalam PPK Wima.

Peserta diklat terdiri dari mahasiswa Unika Wima yang saat ini sedang merintis dan mengembangkan usaha, yaitu seni kreatif (mainan dari kayu, kardus, dekorasi, lampu paralon, dan fotografi), fashion, café/workshop, ternak dan budidaya (lele, jamur abalon), kuliner (olahan oats, ayam geprek, kripik singkong), dan les privat. Dalam kegiatan PPK mereka disebut sebagai tenant.

Pada awal perjumpaan dan perkenalan, bapak Soni menceritakan bahwa Ia senang belajar dan membaca banyak buku. Menurutnya di Indonesia ini kesempatan untuk menjadi pengusaha dan menghasilkan uang sangat terbuka, ibaratnya Indonesia ini banyak sekali ikan, jika tidak sampai dapat ikan maka sungguh keterlaluan. Jika mampu berpikir dan mau berusaha dijamin akan sukses. Ia juga menyampaikan bahwa kaya itu adalah mindset bukan hanya harapan, tetapkan tujuan menjadi kaya terlebih dahulu, baru tentukan bagaimana cara untuk mencapainya. Hal ini akan mengajarkan kepada kita untuk mulai berpikir dan bermimpi besar serta menghindari dari berpikir kecil dan sederhana. Jika sudah memiliki mindset kaya maka tidak ada lagi keraguan atau ketakutan untuk melakukan ekspansi untuk menarik rejeki kepada kita. Selain itu Ia menyampaikan bahwa kunci sukses seseorang dipengaruhi oleh network, kerja keras, kejujuran, dan keluarga yang mendukung. Demikian pesan beliau sebagai pengantar dan perkenalan.

Acara kemudian disambung dengan FGD terfokus, dengan format tanya jawab. Setiap peserta diklat diberi kesempatan untuk bertanya dan menganalisa permasalahan yang ditemukan dalam usaha mereka masing-masing. Peserta diklat sangat antusias dengan sesi ini, terbukti tidak ada satupun yang melewatkan kesempatan untuk bertanya dan dilayani hingga tuntas. Kesimpulan dari pertanyaan dan jawaban berkisar mengenai kesulitan membangun relasi dengan orang sukses, permasalahan usaha kuliner, produk tidak lazim, keraguan untuk melakukan ekspansi dan eksplorasi, SDM terkait kesulitan rekrut tenaga dan memberikan rasa percaya kepada karyawan. Semua pertanyaan dijawab hingga tuntas dari mulai konsep hingga teknis penyelesaiannya. Poin penting yang muncul dari jawaban atas pertanyaan para tenant adalah pertama: produk yang kita jual harus memiliki ciri khas, spesifik, dan memiliki alasan yang jelas, masuk akal, dan dapat diterima sasaran pasar. Hal ini harus dipikirkan hingga teknis detilnya. Kedua: tidak berprasangka buruk terhadap apapun, karena prasangka buruk akan menimbulkan kecemasan dan keraguan, serta mengurangi rasa percaya diri. Ketiga: mencari relasi yang transaksional dan bahkan yang memiliki track record di atas capaian kita sehingga memacu kita untuk maju. Keempat: sebisa mungkin tidak berlawanan dengan tradisi yang sudah ada. Melawan tradisi berarti mengenalkan hal baru yang akan membutuhkan effort yang lebih besar bagi pengusaha dengan tugas tambahan untuk mengedukasi pasar. Kelima: fokus pada saat mulai, sehingga tidak disarankan untuk memiliki beberapa usaha pada satu waktu bersamaan. Keenam: pemberian nama yang unik, hebat, dan tidak generik. Ketujuh: berpikir inovatif dan konsep baru sebagai pengembangan disesuaikan dengan perkembangan dunia. Kedelapan: kepercayaan melalui SOP yang jelas, dan training berkesinambungan kepada pegawai, perbanyak sharing dan diskusi untuk menyamakan persepsi. (bersambung) (foto)